Konstan.co.id – Direktur Pembangunan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Yudha Handita Pandjiriawan mengimbau masyarakat untuk menjaga dan ikut merawat jembatan yang telah dibangun dengan uang pajak rakyat.
Sebab, kata Yudha, infrastruktur jembatan amat penting bagi pergerakan masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.
Salah satu jembatan yang ia sorot adalah Jembatan Kelok Sembilan atau Kelok 9 di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar). Ia melihat telah muncul side friction yang merusak estetika dan mengganggu keselamatan pengguna jalan.
“Tapi Tolong, ekonomi lokal tumbuh, tapi mohon ditata dengan baik. Misalnya di pinggir jalan Jembatan Kelok 9 berdiri warung-warung semi permanen. Tampak tidak indah dan mengganggu keselamatan jalan juga,” pesan Yudha sebagaimana dikutip Padangkita.com dari laman Bina Marga, Rabu (22/2/2023).
Mengutip data Kementerian PUPR Jembatan Kelok Sembilan memiliki total panjang jembatan dan jalan 2.537 meter. Terdiri dari enam jembatan sepanjang 959 meter dan jalan penghubung sepanjang 1.537 meter. Lebar keenam jembatan dan jalan adalah 13,5 meter.
Jembatan ini merupakan bagian dari sirip Jalan Trans Sumatra yang menghubungkan lintas barat, lintas tengah dan lintas timur, terutama jalur Padang – Bukittinggi – Payakumbuh – Pekanbaru dalam wilayah yang dilintasi poros pengembangan pariwisata, pertambangan dan perkebunan.
Pembangunan Jembatan Kelok Sembilan memakan waktu 10 tahun. Mulai dibangun tahun 2003 dan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Oktober 2013.
Kini Jembatan Kelok Sembilan telah menjadi objek wisata favorite. Infrastruktur yang disebut-sebut sebagai mahakarya anak bangsa ini, telah banyak didatangi wisatawan di diabadikan.
Sejalan dengan itu, muncul warung-warung pedagang yang memang berharap jual beli dari ramainya pengunjung Jembatan Kelok Sembilan. Namun, sepertinya menata para pedagang agar estetika jembatan tetap terjaga begitu sulit.