Konstan.co.id – Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar, Drs. Aidil, SH., M. Si menanggapi terkait adanya murid di UPT SDN 002 Tanjung Kecamatan Koto Kampar Hulu yang melaksanan aktifitas belajar di ruangan bekas WC.
Menurut dia, pihak Dinas Pendidikan Kampar tidak akan diam saja mendengar informasi tersebut.
Pihaknya pun akan mencari solusi untuk mengatasi apa saja yang dibutuhkan pihak sekolah hingga tidak ada lagi hal hal berkaitan dengan ruang belajar di lingkungan sekolah.
“Solusi dari Dinas Pendidikan sendiri untuk pembangunan ruang kelas baru (RKB) disana tentu akan kita upayakan melalui berbagai sumber dana, baik itu APBD, APBN, maupun dari Balai PUPR, ujar Aidil didampingi oleh Plh Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Adi Yanto saat dikonfirmasi pewarta Selasa (11/6/2024).
Disisi lain, Plh Kabid Dikdas Adi mengemukakan bahwa pihaknya telah memberikan larangan kepada pihak sekolah untuk menggunakan ruangan bekas WC tersebut.
Sebab, kata dia, pihaknya dinas sendiri tidak mengetahui bangunan itu dipakai oleh pihak sekolah.
“Kita sudah larang pemakaian bangunan itu, karena itu tanpa sepengetahuan Dinas mereka memakai. Kalau tahu Dinas gak mungkin dibiarkan, kan ada solusi lain,” ucapnya.
“Kita juga sudah minta kepada kepala sekolah itu untuk menerima siswa sesuai dengan kapasitas daya tampungnya. Karena sekolah itu banyak disukai masyarakat setempat,” jelasnya.
Diwartakan sebelumnya, sempat heboh Belasan murid UPT SDN 002 Tanjung Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar Riau melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar dibangunan WC yang dirubah menjadi ruang kelas.
Kegiatan belajar dan mengajar terpaksa dilakukan lantaran kekurangan ruang kelas belajar (RKB).
Kepala Sekolah UPT SDN 002 Tanjung, Apriwardi juga tak menampik perihal bangunan WC yang digunakan untuk proses belajar dan mengajar.
Ia mengaku telah banyak wali murid yang tidak sepakat anaknya belajar diruangan yang sempit itu.
Menurutnya, banguan bekas WC terpaksa digunakan lantaran pihak sekolah masih kekurangan lokal atau ruang kelas.
“Memang benar akibat UPT SDN 002 Tanjung kekurangan lokal atau ruang kelas belajar terpaksa murid kelas 1 sebanyak 18 orang melaksanakan aktivitas belajar mengajar dibangunan WC yang dipermak menjadi ruang kelas belajar dan sebagian wali murid ada yang tidak setuju anak- anaknya belajar diruangan yang berukuran kecil serta sempit karena mereka menilai bangunan tersebut tidak layak,” tuturnya.
“Dulu bangunan yang dijadikan anak- anak belajar saat ini memang bangunan WC dan waktu itu almarhum kepala sekolah yang lama berinisiatif karena lokal tidak ada maka diambil sedikit dari dana BOS ( Biaya Operasional Sekolah) untuk dilakukan perehaban WC tersebut dengan cara diperlebar. Sedangkan Aktivitas belajar siswa/ siswi kelas 1 ruangan tersebut sudah lebih kurang 5 tahun lamanya akibat sekolah kita ini kekurangan lokal sebanyak 2 lokal,” ungkap Apriwardi menjelaskan.
Apri juga mengaku bahwa pihaknya saat ini sangat membutuhkan dua lokal untuk digunakan. Lalu, ditambah lagi dengan ruang guru
“Sekolah kita ini kekurangan 2 lokal ditambah lagi ruang guru dan ruang guru ini dijadikan ruang kelas belajar, dimana gedung perpustakaan terpaksa kami pakai menjadi ruang guru sekaligus kantor. Jumlah murid dari kelas 1 sampai kelas VI sebanyak 223 siswa/ siswi, dimana rombongan belajar (Rombel) ada 11 lokal yang terdiri dari kelas 1 ada dua lokal, kelas II dua lokal, kelas III satu lokal, kelas IV dua lokal, kelas V dua lokal, kelas VI dua lokal dan jumlah seluruh 11 lokal,” bebernya.
“Saya selaku kepala UPT SDN 002 Tanjung memohon dan berharap sekali kepada pemerintah maupun Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar agar dibantu dibangunkan ruang kelas belajar yang baru disekolah kami ini,” ungkap Apriwardi memungkasi.