Konstan.co.id – Harga minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives mencatat tren menurun ditutup lebih rendah pada Selasa (27/9/2022), karena adanya kekhawatiran resesi ekonomi global, termasuk meningkatnya inflasi, serta kenaikan suku bunga dan penguatan dolar AS.
Salah satu pendiri Palm Oil Analytics yang berbasis di Singapura, Sathia Varqa mengatakan, bahwa CPO berjangka stabil setelah aksi jual besar-besaran kemarin tetapi tidak dapat mempertahankan tren harga pada sesi penutupan.
“Sawit berjangka pulih di paruh kedua didukung oleh pembelian murah dan dari prospek ekspor yang lebih tinggi setelah ringgit mencapai level terendah dalam 24 tahun terhadap dolar AS,” katanya seperti dilansir Bernama.
Lebih lanjut kata Sathia, ringgit yang lebih lemah membuat minyak sawit lebih murah bagi pembeli internasional yang memicu minat ekspor nemun kenaikannya rapuh dan di bursa berjangka, harga minyak sawit ditutup lebih lebih rendah.
Pada penutupan, spot kontrak berjangka CPO untuk bulan Oktober 2022 turun RM 18 menjadi RM 3,463 per ton, November 2022 turun RM 13 menjadi RM 3,503 per ton, Desember 2022 menurun RM 18 menjadi RM 3,523 per ton dan Januari 2023 melorot RM 17 melemah pada RM 3.558 per ton. Pada Februari 2023 turun RM 14 menjadi RM 3,603 per ton sementara Maret 2023 turun RM 15 menjadi RM 3640 per ton.