Konstan.co.id – Sepasang kekasih di Kampar melangsungkan pernikahan di Lembaga Kelas IIA Bangkinang, Sabtu (27/5).
Pernikahan di jeruji besi itu terpaksa digelar lantaran salahsatu pasangan tersandung kasus dan harus menjalani masa hukuman.
Keputusan pernikahan yang dilakukan kedua pasangan ini telah disetujui oleh pihak Lapas Bangkinang.
Keputusan ini merupakan langkah yang diambil untuk memberikan kesempatan kepada narapidana merasakan momen bahagia dalam ikatan suci pernikahan.
Pada proses pernikahan gemuruh kebahagiaan tergambar jelas antara dua pasangan yang telah lama menjalin hubungan asmara.
Walau sempat terpisahkan akibat salah satu pihak harus menjalani hukuman pidana, akhirnya kedua pasangan ini dapat melangsungkan pernikahan dibalik jeruji besi.
Kepala Lapas Bangkinang, Mishbahuddin saat dimintai tanggapannya mengaku terharu melihat kedua pasangan tersebut.
Meski dalam keterbatasan, ia juga ingin melihat warga binaannya bahagia dalam membagun ikatan keluarga yang sah.
“Kami ingin memberikan kesempatan kepada warga binaan kami untuk membangun ikatan keluarga yang sah. Ini adalah upaya kami untuk mendukung rehabilitasi sosial dan kemanusiaan. Kami percaya bahwa cinta sejati dan kebahagiaan dapat mendorong proses pemulihan mereka menjadi pribadi yang lebih baik,” ujarnya.
Prosesi pernikahan ini dihadiri oleh keluarga dan kerabat terdekat pasangan pengantin.
Meskipun dalam lingkungan Lapas, suasana penuh haru dan sukacita terlihat di wajah pengantin, keluarga, serta rekan-rekan warga binaan lainnya yang turut hadir sebagai saksi pernikahan.
Kepala Lapas menuturkan bahwa kegiatan pernikahan warga binaan ini merupakan salah satu upaya konkret dalam pemenuhan prinsip HAM (Hak Asasi Manusia) dan hak-hak yang melekat bagi warga binaan.
Menurutnya, di balik jeruji besi, warga binaan tetap memiliki hak untuk membangun ikatan keluarga yang sah dan merasakan momen bahagia dalam kehidupan mereka.
Meski di dalam Lapas, Mishba memastikan bahwa prosesi pernikahan harus melewati Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ketat dan mengikuti Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
“Prosesi pernikahan ini tetap dilaksanakan dengan ketat mengikuti SOP yang telah ditetapkan. Kami melakukan pemeriksaan ketat terhadap tamu yang hadir dan memastikan tidak ada benda-benda terlarang yang masuk ke dalam area pernikahan,” ungkapnya.
“Kisah cinta tak terhalang jeruji besi ini memberikan inspirasi untuk melihat sisi kemanusiaan yang ada di balik kesalahan dan kejahatan. Melalui langkah-langkah seperti ini, kita dapat memberikan kesempatan bagi mereka yang terjerat dalam sistem hukum untuk mendapatkan kesempatan kedua dan memperbaiki kehidupan mereka di masa depan,” tukasnya.