Konstan.co.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar mencatat setidaknya ada sekitar 108,79 Hektar luas lahan yang terbakar hingga Juni 2022 ini.
Angka itu muncul dari bulan Januari hingga Juni 2022.
Dengan tingginya luas lahan yang terbakar itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan mitigasi ke wilayah Kecamatan, Desa yang rawan terhadap kebencanaan, terutama kebencanaan Karhutla.
“Kita masih terus berupaya melakukan sosialisasi dan mitigasi ke daerah yang rawan bencana. Patroli dengan melibatkan TNI, Polri juga masih gencar dilakukan,” ujar Kepala Pusdalops BPBD Kabupaten Kampar, Adi Candra Lukita, Rabu (15/6).
Candra mengungkapkan sejumlah faktor yang menjadi penyebab terjadinya karhutla di Kabupaten Kampar.
Menurutnya, penyebab utama terjadinya karhutla dikarenakan aktifitas masyarakat dalam membuka lahan perkebunan dengan cara membakar.
Dari data, sekitar 90 persen kasus kebakaran hutan dan lahan disebabkan unsur kesengajaan.
“Karena hampir 90 persen karhutla di Kabupaten Kampar unsur kesengajaan atau sengaja dibakar,” tuturnya.
Ia juga mengakui saat ini pihaknya masih memiliki kendala dalam penanganan karhutla di Kampar. Kendala itu yakni hampir seluruh lokasi kejadian tidak terdapat sumber air, kemudian kondisi medan karhutla yang berbukit yang menyulitkan kendaraan untuk menuju ke lokasi.
Selain itu, minimnya Sarpras dan anggaran yang dimiliki oleh BPBD untuk kegiatan kebencanaan di Kampar.
“Kita juga butuh support melalui Pemda Kampar untuk BPBD Kampar dengan Mobil Water Supply, mengingat lokasi-lokasi kebakaran lahan sulitnya sumber air, meskipun kita terkordinasi dengan damkar namun dikarenakan mobil gak ada yang kecil, jadi untuk menuju lokasi agak sulit,” bebernya.
“Saat ini peralatan kita membutuhkan Pawer Jeep. dan mobil Water Supply (Mobil kecil) yang bisa menyuplai air menuju lokasi,” jelas Adi Candra.
Menurut dia, Kabupaten Kampar harus menggesa untuk melaksanakan rencana Kontijensi, suatu rencana yang dibuat untuk dapat memprediksi atau dapat melaksanakan penanganan kebencanaan di Kabupaten.
Salah satu caranya, dengan mengumpulkan dan membuat MoU seluruh instansi dan lapisan masyarakat yang bisa kita libatkan dalam penanganan kebencanaan.
“Jadi kita sudah tau ni harus berbuat apa, termasuk disitu kekuatan anggaran, kekuatan personil, kekuatan surprise, karna ini yang belum berjalan. Jangan kesannya ini adalah urusan BPBD. Ini yang harus luruskan bahwa urusan bencana adalah urusan kita bersama,” sebutnya.
Candra juga mengutip salahsatu pernyataan dari Presiden RI, Joko Widodo mengenai investasi.
Presiden mengingatkan bahwa investasi suatu daerah itu akan masuk ketika letak geografisnya aman dari bencana. “Karna kalau orang sudah berinvestasi kondisinya tidak aman didaerah dari kebencanaan tentu itu menjadi suatu masalah,” ucapnya.
Dengan demikian, Candra juga berharap agar Pemda Kampar dapat mengsupport BPBD dalam penanganan bencana. Hal itu dilakukan agar kebencanaan di Kampar dapat ditangani secara lebih baik.
“Agar dapat tertangani agar lebih baik. Kami butuh support anggaran, mengingat kami ini kekurangan surprise di BPBD ini, mengingat bencana ini tidak bisa ditebak dan kita hidup ini diantara Dua bencana. bencana yang akan datang dan bencana yang sedang terjadi. Ini hal yang menjadi Eksidental menurut kami,” kata Candra memungkasi.**(y)
Facebook Comments Box